Semua orang yang hidup di dunia ini pasti ingin bahagia.
Namun, tidak semua dari kita bisa mencapai kebahagiaan karena beberapa faktor, termasuk kebiasaan yang sering kali kita lakukan.
Tanpa disadari, kita ternyata memiliki banyak kebiasaan yang menurut kita mungkin sebenarnya baik untuk tetap termovitasi, tetapi itu justru dapat merusak kebahagiaan diri kita sendiri.
Nah, untuk mengetahuinya lebih lanjut, simak beberapa kebiasaan yang bisa menyabotase kebahagiaan diri kita, seperti yang dilansir dari laman Ideapod berikut ini.
1. Terlalu peduli dengan apa yang dipikirkan orang lain
Sangatlah wajar untuk peduli dengan apa yang dipikirkan orang lain.
Kita semua mencari validasi dengan cara tertentu. Entah melalui "like" atau "follow" teman-teman kita di media sosial.
Itulah mengapa beberapa orang malu terhadap orang-orang tertentu atau menyembunyikan hobi atau minat tertentu yang mereka sukai.
Namun, terlalu peduli dengan apa yang dipikirkan orang lain dapat menghentikan kita untuk menjalani hidup seperti yang kita inginkan.
Sebagai contoh, kita adalah orang yang suka menulis, jadi kita ingin belajar menulis kreatif di universitas.
Namun, ketika kita memberi tahu seseorang tentang apa yang akan kita lakukan, mereka tertawa dan mengatakan bahwa gelar dalam bidang penulisan kreatif tidak berguna.
Kita membiarkan komentar tersebut menghentikan diri kita untuk belajar menulis kreatif dan memilih jurusan lain.
Untungnya, kita akhirnya kembali menulis, tetapi seandainya kita tidak mendengarkan komentar itu, kita mungkin akan melakukannya lebih cepat. Pelajaran yang bisa diambil adalah jangan biarkan orang lain mendikte jalan hidup atau menghentikan kita untuk menjadi diri kita yang unik. Jika kita melakukannya, maka kita akan mengorbankan kebahagiaan diri sendiri dalam prosesnya.
2. Berfokus pada hal yang negatif
Apakah kita seorang pesimis? Apakah kita membiarkan komentar negatif merusak seluruh hari? Jika kita adalah seorang pesimis dan membiarkan komentar negatif mempengaruhi kita, mungkin kita terlalu fokus pada hal-hal negatif yang terjadi dalam hidup. Kita semua memiliki hal-hal yang kita hadapi secara tertutup. Bahkan orang-orang yang tampaknya memiliki segalanya untuk mereka.
Namun orang-orang yang bahagia hanya fokus pada hal-hal yang positif. Mereka juga mempraktikkan rasa syukur dan mencatat hal-hal baik yang terjadi pada mereka sepanjang hari, tidak peduli seberapa kecil atau tidak penting. Cobalah untuk menyadari pikiran-pikiran yang muncul di kepala sehingga kita dapat mengubah pikiran negatif menjadi positif. Dengan menyadari pikiran, kita dapat membantu diri mengatur cara berpikir dengan lebih baik sehingga kita bisa menjadi lebih positif.
3. Selalu memikirkan skenario terburuk
Ketika kita berfokus pada hal yang negatif, kita juga bisa saja membuat situasi menjadi lebih buruk. Ini terjadi ketika kita memikirkan skenario terburuk untuk peristiwa yang belum terjadi. Contohnya, kita diundang ke sebuah pesta. Kita tidak ingin pergi karena kita tahu bahwa kita tidak akan bersenang-senang. Kita pikir kita akan merasa tidak pada tempatnya, tidak memiliki siapa pun untuk diajak bicara dan entah bagaimana akan mempermalukan diri sendiri. Jadi, kita memutuskan untuk tidak pergi.
Dalam situasi ini, entah bagaimana kita telah membuat diri untuk tidak pergi ke pesta tersebut bahkan sebelum pesta itu terjadi, karena kita telah memimpikan skenario yang belum terjadi. Tentu saja, skenario terburuk bisa saja terjadi. Atau kita bisa mendapatkan waktu yang terbaik. Kita bisa mendapatkan teman baru atau bahkan bertemu dengan cinta dalam hidup kita di sebuah pesta yang kita yakini tidak akan kita nikmati. Jadi, cobalah untuk tetap berpikiran terbuka ketika memasuki situasi baru. Kesempatan, pengalaman, dan orang-orang yang luar biasa bisa datang ke dalam hidup ketika kita membiarkannya dan akan berkontribusi pada kebahagiaan kita.
4. Hidup di masa lalu (dan melalui kesalahan masa lalu)
Kita semua pernah melakukan kesalahan, itu adalah bagian dari kehidupan. Namun terkadang, kita dapat membiarkan kesalahan kita menghentikan kita untuk merasa bahagia, karena kita diliputi rasa bersalah dan kesedihan. Kita mungkin berkata pada diri sendiri bahwa kita adalah orang yang buruk atau tidak pantas mendapatkan kebahagiaan karena kesalahan kita.
Mungkin kita mengulang kembali apa yang terjadi di kepala, memimpikan bagaimana segala sesuatunya bisa berjalan dengan cara yang berbeda seandainya kita tidak mengacaukannya. Ingatlah, kesalahan tidak mendefinisikan siapa kita. Kita semua harus membuat kesalahan. Itu membantu kita tumbuh sebagai pribadi. Jadi, maafkanlah diri kita sendiri, belajarlah dari kesalahan tersebut dan teruslah maju. Kita tidak dapat mengubah masa lalu, tetapi kita dapat mengubah masa depan melalui tindakan kita saat ini.
5. Takut akan perubahan
Takut akan perubahan bermuara pada dua hal, yakni takut akan hal yang tidak diketahui dan takut akan kegagalan. Kedua hal ini dapat membuat kita terjebak dalam situasi yang sama, bahkan jika itu membuat kita sengsara. Jadi, kita mungkin tetap berada dalam pekerjaan toxic yang membuat kita takut untuk bangun setiap hari. Atau hubungan yang tidak jelas arahnya. Perubahan itu menakutkan dan tidak selalu mudah dilakukan. Kita harus mencari pekerjaan lain sebelum bisa meninggalkan pekerjaan toxic.
Kita mungkin tinggal bersama pasangan dan harus memikirkan pengaturan hidup atau keuangan sebelum kita bisa pergi. Namun, tetap berada dalam situasi yang tidak bahagia tidak akan membuat kita lebih dekat dengan kebahagiaan. Dengan melakukan perubahan kecil dan mengambil langkah-langkah kecil, kita dapat bekerja untuk mengubah situasi menjadi lebih baik.
6. Memendam perasaan (atau menghindarinya sama sekali)
Ketika kita merasa kesal atau mengalami masa-masa sulit, apakah kita membuka diri kepada seseorang yang terdekat, seperti teman atau anggota keluarga? Atau apakah kita memendamnya? Jika kita memendam perasaan, hal ini dapat membuat kita lebih sulit untuk mengatasi situasi kita dan mempengaruhi kebahagiaan kita. Kita mungkin sering bergumul dengan kecemasan di tempat kerja. Kadang-kadang, hal itu akan sangat membebani kita.
Namun, ketika kita menceritakan hal ini kepada rekan kerja atau orang terdekat lainnya, kita bisa merasa jauh lebih baik. Masalah yang dibagi adalah masalah yang berkurang separuhnya. Jadi, membuka diri kepada seseorang tentang perasaan kita akan membantu meringankan beban kita. Di sisi lain, kita juga bisa mendapatkan bantuan dan dukungan sehingga kita tidak perlu melaluinya sendirian.
7. Hidup melalui media sosial
Media sosial dapat membantu kita tetap terhubung dengan orang yang kita cintai, membuat koneksi baru, dan mengikuti perkembangan dunia. Sayangnya, terlalu sering menggunakan media sosial juga dapat mengganggu kesehatan kita, seperti yang ditunjukkan oleh penelitian.
Sangat mudah untuk membandingkan diri dengan orang lain karena banyak orang di media sosial hanya menampilkan hal-hal penting dalam hidup mereka. Pasangan yang kita kenal mungkin memposting foto-foto mesra di Instagram, tapi kita tidak akan melihat foto-foto pertengkaran mereka. Seseorang mungkin memiliki ribuan teman di pengikut online tetapi hanya sedikit di kehidupan nyata. Atau mereka mungkin memiliki tubuh yang ideal di foto media sosial mereka, tetapi mereka harus mengeditnya sebelum mempostingnya secara online. Media sosial bukanlah representasi nyata dari kenyataan, jadi kita tidak boleh menilai kehidupan kita sendiri dari media sosial.
8. Membandingkan diri dengan orang lain
Membandingkan diri kita dengan orang lain akan merampas kebahagiaan kita. Inilah masalahnya. Kita semua berada dalam perjalanan kita sendiri dalam kehidupan yang disebut kehidupan ini. Jalan kita tidak akan sama. Beberapa orang mungkin jatuh cinta dengan kekasihnya saat SMA, menikah, memiliki anak, mendapatkan karier impiannya dan menjadi sangat sukses.
Beberapa orang akan tetap melajang dan tidak akan menemukan cinta sampai di kemudian hari. Sementara yang lain mungkin melalui jalan yang gelap atau berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Jangan berkecil hati jika kita tidak berada di tempat yang kita inginkan dalam hidup. Selama kita terus memperbaiki diri setiap hari dan tidak membandingkan diri dengan orang lain, kita akan mengambil langkah ke arah yang benar yang mengarah pada kebahagiaan dan ketenangan pikiran.
Sumber Artikel : https://lifestyle.kompas.com/read/2023/05/05/160000920/8-kebiasaan-yang-tanpa-disadari-merusak-kebahagiaan-diri?page=all#page2
Sumber Gambar : www.canva.com
- Kategori:
- Kesehatan
Belum Ada Komentar