Philia atau dalam bahasa aslinya: φιλία merupakan bahasa Yunani yang artinya Kasih / Cinta seorang sahabat. Bahasa Yunani membedakan Kasih atau Cinta ke dalam 4 jenis hubungan:
1. Agápe (ἀγάπη) Hubungan Kasih / Cinta Tuhan pada Manusia dan sebaliknya.
2. Éros (ἔρως) Hubungan Kasih / Cinta antara Suami dengan istri dan sebaliknya.
3. Storge (στοργή) yang merupakan hubungan Kasih / Cinta antara orang tua dengan anaknya dan sebaliknya. Dan yang terakhir adalah
4. Philia (φιλία) yang merupakan Kasih / Cinta antara sahabat kepada sahabat lainnya.
Aristotle seorang filsuf dan ilmuwan Yunani terkenal. Ia membagi lagi Hubungan pertemanan ini ke dalam 3 tingkatan persahabatan:
- Friendship of utility,
- Friendships of pleasure and
- Friendships of the good
Ditingkatan pertama (Friendship of Utility) adalah hubungan pertemanan yang di dapat karena Tuhan mempertemukan 2 orang manusia untuk saling berinteraksi. Misalnya orang yang satu ada sebuah barang dan orang yang kedua memerlukan barang yang ada pada orang kesatu tersebut sehingga terjadi transaksi beli membeli. Inilah tingkatan awal sebuah persahabatan. Persahabatan yang timbul akibat adanya kebutuhan untuk saling melengkapi atau persahabatan transaksional.
Di katagori kedua (Friendship of pleasure) adalah sebuah hubungan pertemanan yang didasari oleh kesamaan hobi seperti keduanya suka minum kopi bareng, suka olah raga tertentu. Dan lain-lain. Mereka bersahabat dilandasi oleh kesamaan yang mereka miliki. Sama-sama trainers, sama-sama orang sales, sama-sama berasal dari satu daerah, dsb
Namun kedua pertemanan itu bisa jadi tidak akan langgeng. Karena kedua jenis pertemanan diatas sangat tergantung dengan Reciprocity. Atau saling bertanggapan. Jika salah satu pihak pasif dan sifatnya mau menang sendiri, maka biasanya pertemanan model begini akan cepat berakhir. Karena pantunnya tidak berbalasan.
Nah yang terakhir yang disebut True Friendship (Friendship of the goods), sebuah pertemanan yang dilandaskan karena saling menyukai “karakter” masing-masing. Dimana persahabatan mereka tidak dibatasi oleh masalah uang, Pendidikan, strata sosial dll Dan anehnya persahabatan tipe ini biasanya terjadi hanya pada orang-orang “baik” saja.
Karena memang secara alamiah hanya orang “baik”lah yang bersahabat dengan tulus dan tidak mengharapkan sesuatu dari orang yang menjadi sahabatnya. Sedangkan orang yang “tidak baik” biasanya dasar persahabatannya adalah demi sebuah keuntungan tertentu. Dan itulah sebabnya jika tidak ada ada “untungnya” maka otomatis orang tersebut akan meninggalkan persahabatannya.
Mari kita simak cerita menarik di bawah ini:
Kisah ini sungguh terjadi di tahun 1855, ketika itu Abraham Lincoln masih menjadi seorang pengacara muda. Dan ia mendapat tugas untuk membantu menyelesaikan kasus Manny Hanny Patent. Kasus ini sesungguhnya ditangani oleh Edwin Stanton (Dari Kota: Cincinati), namun karena kasus sidangnya diperkirakan akan dilakukan di Illinois itulah sebabnya klien tersebut melibatkan juga Abraham Lincoln yang merupakan pengacara di Illinois untuk terlibat dalam kasus ini.
Namun apa yang terjadi selanjutnya sungguh membuat kecewa Lincoln. Bukan saja ia tidak diajak berunding untuk kasus ini. Dan ia terus diabaikan oleh Stanton. Malahan Stanton sangat menghinanya. Stanton menggambarkan diri Abraham Lincoln sebagai _“long lank creature from Illinois, wearing a dirty linen duster for a coat, on the back of which the perspiration had splotched wide stains that resembled a map of the continent.
Terjemahannya kira-kira seperti ini: Mahluk Tinggi kurus dari Illinois, memakai sebuah kain Linen kotor untuk mantel, yang mana dibelakangnya ada bercak bekas keringat seperti sebuah peta benua”_ Dan lebih kasar lagi ia menggambarkan Lincoln sebagai “The Original Gorilla.”
Singkat cerita… akhirnya tibalah hari pengadilan tersebut, Stanton dengan piawainya membela klien mereka dan memenangkan kasus disana.
Penanganan Stanton atas kasus itu membuat Lincoln terpesona. Katanya dalam hati, “Nalarnya sangat bagus. Argumennya tepat dan sangat lengkap. Begitu tertata rapih serta benar-benar dipersiapkan dengan sangat baik! Aku akan pulang dan lebih giat belajar tentang hukum lagi.”
Waktu berlalu…
Seperti yang sudah kita ketahui… Abraham Lincoln akhirnya berhasil menjadi presiden Amerika Serikat pada bulan Maret 1861. Di antara kritikus utamanya, terdapat Edwin M. Stanton, pengacara yang pernah menghinanya dan melukai hatinya begitu dalam. Namun Lincoln mengangkatnya di posisi penting sebagai Sekretaris Perang. Ia tidak pernah lupa bahwa Stanton adalah pengacara berotak cerdas, yang sangat dibutuhkan negaranya.
Ingatlah teman…. Sahabat yang terbaik itu tidak selalu sahabat yang memberikan kata-kata manis pada kita sehingga kita tidak menyadari kelemahan-kelemahan kita dan terlena. Sahabat yang baik adalah sahabat yang selalu mau membantu kita untuk mengubah diri kita menjadi orang yang lebih baik terus menerus di masa mendatang.
Stanton memang Kasar dan sangat angkuh, tapi ia sangat kritis dalam memberi masukan-masukan pada Lincoln sehingga Lincoln sangat terbantu ketika ia menjadi Presiden. Mereka pun menjadi dua orang sahabat yang luar biasa.
Saat Lincoln meninggal, Stanton berkata, ”There lies the most perfect ruler of men the world has ever seen. Now he belongs to the ages.”
Persahabatan harus dilandasi oleh Philia, Kasih 2 orang sahabat baik yang merupakan orang-orang baik, yang tidak pernah mengharapkan apa pun dari sahabatnya selain pertemanan, berbagai suka dan duka. Tidak gampang marah karena di kritik bahkan dimarahi sekalipun. Serta selalu memberi dukungan semangat di dalam hidup ini…
Penulis : Galatia Chandra - Hacking Your Mind Book
sumber : https://www.beritasenator.com/berita-internasional/pr-64506321/philia-friendship-day-by-galatia-chandra-author-of-hacking-your-mind-book?page=all
gambar : <a href='https://www.freepik.com/vectors/people'>People vector created by pikisuperstar - www.freepik.com</a>
- Kategori:
- Lain-lain
Belum Ada Komentar