Batik merupakan salah satu hasil dari kebudayaan asli Indonesia. Batik juga telah diresmikan oleh UNESCO sebagai warisan budaya asli Indonesia. Berbagai macam motif batik Indonesia menjadi ciri khas yang dapat mempersatukan rakyat indonesia.
Macam-macam motif atau pola batik Indonesia sangat bervariasi dan berasal dari berbagai daerah yang tersebar di Indonesia. Batik memang identik dengan kota-kota di Pulau Jawa seperti Solo, Jogja dan juga Pekalongan. Namun, dewasa ini dikenal pula batik yang berasal dari luar Pulau Jawa, seperti Batik Bali dan Minangkabau.
Untuk lebih mengenal batik nusantara, berikut beberapa motif batik Indonesia berdasarkan daerah asalnya.
Batik Solo
Tidak hanya Kota Solo, Kota Jogja juga dikenal juga dikenal dengan kerajinan batiknya. Dahulu batik ini hanya digunakan oleh kalangan tertentu saja di Yogyakarta, seperti keluarga keraton, akan tetapi saat ini siapa saja bisa menggunakan batik Jogja. Ada lima motif batik Jogja yang paling populer yaitu motif kawung, motif parang kusumo, motif truntum, motif tambal, dan motif pamiluto.
Batik Pekalongan
Kota Pekalongan juga memiliki batik khas daerah. Batik Pekalongan ini tipikal batik dari daerah pesisir yang kaya akan warna, bahkan kita bisa menjumpai satu Batik Pekalongan dengan kombinasi sekitar 10 warna sehingga terkesan atraktif namun tetap dinamis.
Batik Madura
Mungkin Anda mengenal Madura dengan perlombaan karapan sapinya. Atau mungkin karena Madura merupakan sentra penghasil garam di Indonesia? Ternyata Madura juga terkenal dengan batiknya yang bercita rasa dan bernilai tinggi. Batik Madura terlihat lebih cerah dibandingkan dengan batik kebanyakan, sehingga nampak lebih berani dan tegas.
Batik Cirebon
Batik Cirebon atau yang biasa disebut Batik Megamendung merupakan karya seni batik dari daerah Cirebon, Jawa Barat. Batik ini unik sekali dan berbeda dengan batik kebanyakan. Untuk itu Pemerintah Indonesia berusaha agar Batik Cirebon mendapatkan pengakuan sebagai salah satu World Heritage dari Indonesia dengan mendaftarkannya ke lembaga PPB, UNESCO.
Batik Jepara
Seni batik di Jepara di buat oleh komunitas peduli Batik Jepara, maka mereka membuat batik dengan ciri khas Jepara diantaranya motif-motif seni ukir yang khas dari Jepara. Batik jepara lama memiliki pola dengan warna lung hitam, gajah coklat, flora dan fauna daun ulir hijau dan lainnya.
Batik Kudus
Batik kudus sebenarnya merupakan perpaduan dari beberapa motif batik dari Pekalongan, Jogja, dan Solo. Dahulu banyak pedagang yang membawa batik-batik dari kota tersebut untuk diperdagangkan di kota Kudus. Batik Kudus diminati pada kekhasan motifnya yang mengangat sejarah dan budaya Kudus.
Batik Samarinda
Ciri khas batik Kota Samarinda adalah pewarnaannya menggunakan warna-warna cerah yang mencolok dan berani sehingga motif-motifnya terlihat lebih jelas dan mengagumkan. Motif batik Samarinda terinspirasi oleh kebudayaan yang melekat pada suku dan masyarakat Kaltim itu sendiri.
Batik Bengkulu
Ciri khas batik Bengkulu adalah motifnya lebih dominan ke arah huruf arab atau kaligrafi dan bunga raflesia yang merupakan ciri khas kota Bengkulu. Selain itu ada juga motif burung walet, karena di Bengkulu Selatan merupakan sentra produksi burung walet.
Batik Maluku
Batik Maluku mempunyai ciri khas yaitu cengkeh, pala, parang, dan salawaku. Beberapa motif batik Maluku yang terkenal adalah motif cengkeh gugur, motif debur ombak, motif khas pulau seram, dan budaya maluku. Batik Maluku juga mempunyai ragam warna yang terang, kalem, gelap, dan biru laut. Kain yang dipakai adalah kain katun dan sutra
Batik Palembang
Batik Palembang mempunyai motif yang tak kalah indahnya dengan batik daerah lainnya. Batik Palembang mempunyai motif yang mengikuti syariat Islam, yaitu tidak menggunakan gambar makhluk hidup sebagai hiasannya. Sebagian besar motif batik Palembang adalah motif lasem dan motif bunga teh.
Batik Papua
Ciri khas batik Papua adalah mengkombinasikan warna yang cerah dengan motif etnik Papua yang asimetris. Kombinasi ini membuat batik Papua terlihat lebih eksotis. Sebagian besar motif batik Papua menampilkan unsur alam dan budaya masyarakat Papua. (*)
Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Ahmad Sukma
Sumber : TIMES Indonesia
- Kategori:
- Lain-lain
Belum Ada Komentar