Persaingan merangsang untuk berinovasi
Persaingan merangsang untuk berinovasi
Persaingan merangsang untuk berinovasi

Persaingan Merangsang untuk Berinovasi

Libur lebaran kali ini, saya berkesempatan menghabiskan dua buku yang sangat menarik, buku pertama yang saya baca adalah prosperity paradox yang ditulis oleh Prof. Clayton Christensen, dan buku kedua adalah AI Superpower yang ditulis oleh Lee Kai Fu. Dari buku pertama yang saya baca, banyak menginspirasi untuk pengembangan bisnis Andal Software, buku yang sangat menarik untuk dibaca. Clayton adalah salah satu penulis buku yang saya sukai, hampir semua buku Prof. Clay saya baca, bahkan video di youtube banyak yang saya lihat.

Pada tulisan ini saya ingin sharing buku yang kedua, yang ditulis oleh Lee Kai Fu, dia adalah kelahiran Taiwan di tahun 1961, orang tuanya berasal dari daratan China, yang pindah ke Taiwan pada saat terjadi revolusi di China. Lee Kai Fu melanjutkan SMP nya di Amerika, dan awalnya mengalami kesulitan dalam bahasa, tetapi dalam satu tahun dia sudah mahir bahasa Inggrisnya. Lee Kai Fu pernah bekerja di Apple computer, kemudian pindah ke Microsoft dan membantu Microsoft Research di China, kemudian pindah ke Google pada saat google masuk ke China, dan Akhirnya mendirikan perusahaan venture capital yang bernama Sinovation Venture, yang membiayai banyak start up di bidang Artificial Intelligent di China.

Lee Kai Fu adalah seorang yang ahli di bidang Artificial Intelligent, dia membandingkan antara perusahaan di China dan di Amerika. Karena di Amerika hak cipta sangat dihargai, maka bila ada perusahaan startup yang mendapatkan ide baru, maka ide tersebut dapat dipatenkan, kemudian tidak ada perusahaan start up lain yang dapat mengembangkan ide tersebut. Sedangkan di China, sangat mudah sesuatu itu ditiru, jadi persaingan antar start up sangat kejam, Lee Kai Fu mengibaratkan di China seperti Gladiator, siapa yang kuat dia akan menang. Jadi setiap perusahaan menemukan suatu ide baru, maka ide tersebut terus dikembangkan dengan cepat, sampai suatu titik, perusahaan baru tidak dapat mencopy lagi.

Persaingan yang ketat ini membuat perusahaan perusahaan startup di china sangat kreatif, karena mereka harus selalu mengembangkan produknya, kalau tidak maka ada pesaing lain yang muncul dan akhirnya perusahaannya tidak dapat bertahan. Didalam bukunya diceritakan ada perusahaan yang mulai berkembang, kemudian tidak dapat bersaing dengan pendatang baru, akhirnya perusahaan tersebut mati. Itu sebabnya perusahaan perusahaan Amerika seperti facebook, twiter dan google sulit sekali memasuki pasar China, karena pasar disuatu negara memiliki karakteristik local, dimana suatu produk dari luar harus dapat menyesuaikan dengan karakteristik lokal. Sedangkan perusahaan lokal akan menangkap peluang ini lebih cepat. Seperti wechat di china yang sama seperti whatsapp, tetapi wechat sudah berkembang pesat, melalui wechat dapat melakukan pembayaran, dapat membeli produk, atau memesan mobil. Sedangkan whatsapp, sekarang ini masih merupakan platform untuk berkomunikasi saja.

Pelajaran yang saya dapatkan
Suatu negara yang memperbolehkan monopoli, perusahaan yang diberikan hak monopoli pasti tidak akan berkembang. Di Indonesia waktu Pertamina adalah satu-satunya perusahaan penyedia bahan bakar, maka pelayanannya jelek sekali, orang yang melayani sering sekali tidak memberikan kembalian dengan alasan tidak ada kembali, bahkan tidak sedikit yang menipu dengan tidak memulai dari nol.

Pada saat pemerintah memperbolehkan pengisian bahan bakar selain pertamina, yang memberikan pelayanan yang bagus, dan dapat membayar dengan kartu debet atau kartu kredit, maka pengisian bahan bakar tersebut ramai. Dan pertamina secara perlahan memperbaiki layanannya, dan pengisian bahan bakar yang tidak memenuhi standard ditutup. Atau diputuskan kerja samanya dengan Pertamina. Persaingan di dalam bidang usaha akan memunculkan ide-ide baru, cara-cara baru yang lebih baik, dan yang tidak dapat bersaing akan mati. Memang kelihatannya sangat kejam, tetapi akan menghasilkan pelayanan atau produk yang lebih baik.

penulis :
INDRA SOSRODJOJO
DIREKTUR ANDAL SOFTWARE


Komentar
Belum Ada Komentar
Tambahkan Komentar